Teori-Teori Perubahan Sosial, Lengkap!
Perubahan sosial merupakan suatu hal yang masuk akal dan akan terus berlangsung sepanjang insan berinteraksi dan bersosialisasi. Perubahan sosial terjadi lantaran adanya perubahan unsur-unsur dalam kehidupan masyarakat, baik yang bersifat materiil maupun immateril.
Para Sosiolog berpendapat bahwa perubahan sosial yaitu kondisi-kondisi sosial primer yang menimbulkan terjadinya perubahan sosial. Kondisi yang dimaksud antara lain kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, ataupun biologis. kondisi ini menimbulkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek kehidupan sosial lainnya.
Beberapa teori yang menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan sosial antara lain sebagai berikut.
1. Teori-Teori Klasik
Perspektif klasik mengenai perubahan sosial diwakili oleh beberapa teori, diantaranya.
a. Teori Linear
Menurut teori ini, perkembangan masyarakat selalu mengikuti suatu pola yang pasti. Salah satu tokoh yang mengemukakan pendapatnya perihal teori linear ialah Auguste Comte (1798-1857). Menurut Comte, kemajuan progresif perubahan insan mengikuti suatu jalan yang alami, sama dan tak terelakkan (unilinear).
Pemikiran unilinear sanggup dicermati juga dalam karya Herbert Spencer (1982). Ia mengemukakan bahwa struktur sosial berkembang secara evolusioner, dari struktur yang homogen menjadi heterogen.
Misalnya, suku yang sederhana bergerak maju secara evolusioner bergerak ke arah yang lebih besar, kemajemukan dan kepastian sampai terwujudlah suatu bangsa yang beradab.
Misalnya, suku yang sederhana bergerak maju secara evolusioner bergerak ke arah yang lebih besar, kemajemukan dan kepastian sampai terwujudlah suatu bangsa yang beradab.
Comte dan Spencer berbicara mengenai perubahan yang senantiasa menuju ke arah kemajuan, namun ada pula pandangan unilinear yang cendrung mengangungkan masa lampau, serta melihat bahwa masyarakat justru berkembang ke arah kemunduran. pandangan ini disebut primitivisme dan dikemukakan oleh Wilbert E. Moore (1963).
b. Teori Siklus
Menurut teori siklus, masyarakat berkembang menyerupai roda, kadang naik dan kadang turun. dalam buku The Decline of The West (1926), Oswald Spengler mengemukakan pandangan nya yaitu kebudayaan tumbuh, berkembang, dan memudar menyerupai perjalanan gelombang yang muncul mendadak, berkembang, kemudian lenyap.
Sebagai contoh, Spengler mengacu pada kebudayaan-kebudayaan besar yang sekarang telah hilang, menyerupai Yunani, Romawi, dan Mesir.
Selain Spengler, pandangan perihal teori siklus juga dikemukakan oleh Vilfredo Pareto. Dalam tulisannya mengenai sirkulasi kaum elit, Pareto mengemukakan bahwa tiap masyarakat tersusun atas lapisan bawah (nonelit) dan lapisan atas (elit).
Menurut pareto, aristokrasi atau pemerintah akan senantiasa mengalami transformasi. Suatu aristokrasi hanya sanggup bertahan untuk waktu tertentu saja, sebelum jadinya di ganti oleh aristokrasi gres yang berasal dari lapisan bawah. Hal ini akan berlangsung secara berkelanjutan.
Sebagai contoh, Spengler mengacu pada kebudayaan-kebudayaan besar yang sekarang telah hilang, menyerupai Yunani, Romawi, dan Mesir.
Selain Spengler, pandangan perihal teori siklus juga dikemukakan oleh Vilfredo Pareto. Dalam tulisannya mengenai sirkulasi kaum elit, Pareto mengemukakan bahwa tiap masyarakat tersusun atas lapisan bawah (nonelit) dan lapisan atas (elit).
Menurut pareto, aristokrasi atau pemerintah akan senantiasa mengalami transformasi. Suatu aristokrasi hanya sanggup bertahan untuk waktu tertentu saja, sebelum jadinya di ganti oleh aristokrasi gres yang berasal dari lapisan bawah. Hal ini akan berlangsung secara berkelanjutan.
2. Teori-Teori Modern
Adapun pandangan modern mengenai perubahan sosial sanggup dibagi atas.
a. Teori Modernisasi
Teori Modernisasi lahir sebagai bentuk insiden penting dunia sesudah Perang Dunia II, yakni :
- Munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan lebih banyak didominasi dunia.
- Pada dikala yang hampir bersamaan, terjadi ekspansi gerakan komunis sedunia.
- Lahirnya negara-negara merdeka gres di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang sebelumnya merupakan daerah-daerah jajahan Eropa.
Asumsi umum teori ini yaitu bahwa negara-negara kurang pintar akan menempuh jalan sama dengan negara industri maju di Barat, sehingga akan menjadi negara berkembang melalui proses modernisasi.
Teori ini berpandangan bahwa masyarakat-masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi aneka macam kekurangan dan masalahnya, sehingga sanggup mencapai tahap tinggal landas (take off) melalui lima tahap pembangunan ekonomi.
Tahap pembangunan tersebut mulai dari tahap masyarakat tradisional dan berakhir pada tahap masyarakat komunis massa tinggi. Asumsi tersebut dikemukakan oleh W.W Rostow.
Teori ini berpandangan bahwa masyarakat-masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi aneka macam kekurangan dan masalahnya, sehingga sanggup mencapai tahap tinggal landas (take off) melalui lima tahap pembangunan ekonomi.
Tahap pembangunan tersebut mulai dari tahap masyarakat tradisional dan berakhir pada tahap masyarakat komunis massa tinggi. Asumsi tersebut dikemukakan oleh W.W Rostow.
b. Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan (dependencia) sering juga disebut dengan teori keterbelakangan (underdevelopment). Teori ini berasumsi bahwa pembangunan adakalanya menjadikan ketergantungan.
c. Teori Sistem Dunia
Menurut teori yang dirumuskan Immanuel Wallerstein, perekonomian kapitalis dunia telah mambawa pada perubahan dimana dunia sekarang tersusun atas tiga bagian, yaitu :
- Negara-Negara Inti. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat yang semenjak era ke-16 mengawali proses industrialisasi dan berkembang pesat.
- Negara-Negara Semi Periferi. Negara-negara di Eropa selatan menjalin hubungan dengan negara-negara inti dan secara hemat kurang berkembang.
- Negara-Negara Periferi. Wilayah ini mencakup daerah Asia dan Afrika yang masih berkembang.
Nah itulah pembahasan mengenai Teori-Teori Perubahan Sosial yang sanggup aku bahas. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat untuk teman-teman dan sanggup membantu teman-teman untuk mencar ilmu perihal teori perubahan sosial.