Merancang Karya Teater Kreatif Dari Teater Tradisional Mancanegara (Asia)
Dalam artikel kali ini, kita akan berguru untuk merancang sebuah pertunjukan teater kreatif. Teater kreatif merupakan teater yang dikembangkan berdasarkan gagasan gres yang tidak begitu saja mengikuti teater yang sudah mentradisi. Untuk mementaskan teater kreatif, kreativitas yang tinggi mutlak diperlukan.
Karena teater ini sanggup dikatakan sebuah kreativitas yang memadukan semua jenis teater, yaitu teater tradisional dan teater modern, baik dari kawasan setempat, Nusantara, ataupun mancanegara.
Perpaduan hal tersebut akan memunculkan sebuah keunikan tersendiri dan akan menjadi ciri khas teater yang akan dipentaskan. Memang hal ini tidak akan terlalu gampang bagi pemain teater pemula. Akan tetapi, dengan semangat dan rasa keingintahuan serta eksplorasi setiap talenta yang ada dalam diri akan memunculkan sebuah prestasi yang maksimal.
Karena teater ini sanggup dikatakan sebuah kreativitas yang memadukan semua jenis teater, yaitu teater tradisional dan teater modern, baik dari kawasan setempat, Nusantara, ataupun mancanegara.
Perpaduan hal tersebut akan memunculkan sebuah keunikan tersendiri dan akan menjadi ciri khas teater yang akan dipentaskan. Memang hal ini tidak akan terlalu gampang bagi pemain teater pemula. Akan tetapi, dengan semangat dan rasa keingintahuan serta eksplorasi setiap talenta yang ada dalam diri akan memunculkan sebuah prestasi yang maksimal.
1. Unsur-Unsur Pertunjukan Teater
Dalam mementaskan sebuah pertunjukan teater (drama) setidaknya terdapat beberapa unsur yang perlu kau pahami, yaitu naskah drama, sutradara, pemeran, panggung, perlengkapan panggung (cahaya, rias, bunyi, pakaian), dan penonton.
a. Naskah Drama
Naskah drama merupakan materi pokok pementasan. Secara garis besar naskah drama sanggup terbentuk bencana (tentang kesedihan dan kemalangan), dan komedi (tentang banyolan dan tingkah laris konyol). Penyajiannya secara realis (mendekati kenyataan yang sebetulnya dalam pementasan, baik dalam bahasa, pakaian, dan tata panggungnya, serta secara simbolik) dalam pementasannya tidak perlu seolah-olah apa yang sedang terjadi dalam realitas.
b. Sutradara
Sutradara inilah yang bertugas mengoordinasikan kemudian lintas pementasan semoga pementasannya berhasil. Tugas sutradara yakni menciptakan atau mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja, penyandang dana (produsen), dan sanggup menyikapi calon penonton.
c. Pemeran
Pemeran inilah yang harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang sutradaralah yang menentukannya. Namun, tanpa kepiawaian dalam memerankan tokoh, konsep kiprah yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, akibatnya akan sia-sia belaka.
d. Panggung
Secara garis besar, variasi panggung sanggup dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua penonton sanggup mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung. Kedua, panggung berbentuk arena yaitu panggung yang memungkinkan pemain berada di sekitar penonton.
e. Perlengkapan Panggung
Perlengkapan panggung mencakup beberapa unsur diantaranya yakni sebagai berikut:
- Cahaya, Cahaya atau lighting diharapkan untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimik pemeran. Dengan demikian penciptaan suasana sedih, murung atau gembira, sanggup tercapai. Selain itu, cahaya sanggup mendukung keartistikan set yang dibangun di panggung.
- Bunyi (Sound Effect), Bunyi sanggup diusahakan secara eksklusif (orkestra, band, gamelan, dan sebagainya), tetapi juga sanggup lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang bertanggungjawab mengurusnya.
- Pakaian, Pakaian sering disebut kostum (costume). Kostum adakah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya.
- Rias, Semua itu diusahakan untuk membantu para pemeran dalam membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran sutradara. Inilah fungsi dari tata rias dalam pementasan teater.
f. Penonton
Tujuan suatu pementasan lakon yakni penonton. Respons penonton atas lakon akan menjadi suatu respons yang melingkar antara penonton dengan pementasan. Penonton dalam pementasan teater merupakan suatu komposisi organisme kemanusiaan yang peka. Mereka pergi menonton alasannya yakni ingin memperoleh kepuasan, kebutuhan, atau untuk digetarkan hatinya alasannya yakni terharu akhir hasrat ingin menonton.
2. Pertunjukan Teater
Dalam penyelenggaraan pementasan teater terdapat tahapan utama yaitu tahap persiapan, latihan, dan pelaksanaan.
a. Tahap Persiapan Pertunjukan
Pada umumnya, prinsip-prinsip sebuah pertunjukan memiliki langkah-langkah sebagai berikut.
- Perencanaan Pertunjukan, Perencanaan sebaiknya dilakukan secara lebih cermat dan detail. Rencana-rencana itu sebaiknya ditulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan yakni penentuan tema, planning kegiatan, penyusunan jadwal kegiatan, dan penentuan tempat pertunjukan.
- Pengelolaan Kegiatan Pertunjukan, Mengorganisasi kegiatan pertunjukan yakni melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya insan berdasarkan struktur organisasi. Di dalam struktur tersebut terdapat pembagian kiprah yang terperinci sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.
- Tahap Pelaksanaan, Dalam tahap ini, kedua tim yang telah dibuat bekerja berdasarkan kiprah dan kiprahnya masing-masing. Tim penyelenggara bertugas untuk melaksanakan "acara" pementasan, sedangkan tim pementasan bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk ditonton.
b. Latihan Pertunjukan
Seorang pemain drama tidak eksklusif begitu saja memainkan perannya. Kepiawaian seorang pemain drama ketika bermain kiprah merupakan hasil maksimal dari beberapa latihan yang dilakukannya. Ketika berlatih, seorang pemain harus selalu menjaga suasana dengan gembira, semangat yang maksimal, kesungguhan dan kemauan untuk bekerja sama dengan pemain atau kru lainnya.
c. Tahap Pelaksanaan Pertunjukan Teater
Setelah semua tahap di atas selesai, pertunjukan teater pun sanggup digelar. Hal yang harus diingat, buatlah sebuah gladi higienis terlebih dahulu. Gladi higienis merupakan persiapan terakhir untuk menuju sebuah pementasan. Tujuan dari tahap ini yakni sebagai simulasi pada hari-H semoga seluruh panitia yang terlibat siap untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin akan terjadi ketika melaksanakan sebuah pementasan.
Semua unsur yang terlibat harus terus berkoordinasi dan mengeluarkan kemampuannya dengan maksimal dalam menciptakan sebuah pertunjukan. Jika hal ini sudah dilakukan, lakukanlah sebuah pertunjukan teater yang bisa memikat para penonton sampai mereka mengatakan, "Wah, pertunjukan ini begitu memukau!".