INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Pola Penyerangan, Pertahanan, Dan Perwasitan Dalam Bola Voli

Taktik penyerangan diartikan sebagai siasat untuk mengharuskan regu lawan bertindak mengikuti regu yang menjalankan penyerangan. Keberhasilan suatu penyerangan sebagian besar tergantung dari pemberi bola pada pemain penyerang yang bersangkutan.

Taktik penyerangan diartikan sebagai siasat untuk mengharuskan regu lawan bertindak mengik Pola Penyerangan, Pertahanan, dan Perwasitan dalam Bola Voli

1. Pola Penyerangan

a. Sistem penyerangan

Sistem penyerangan ialah bentuk-bentuk gugusan tertentu dalam penyerangan suatu tim bola voli. Jenis-jenis pemain sesuai dengan kiprah dan fungsinya sanggup dibagi menjadi 3 yaitu.
  1. Smasher/Su bertugas sebagai penyerang utama.
  2. Set-uper/Su bertugas sebagai pengumpan ke smasher.
  3. Universaler/U bertugas dan berfungsi serbaguna.

b. Teknik-teknik penyerangan

Smash merupakan suatu keahlian yang penting untuk mendapatkan angka. Seorang pemain yang berilmu melaksanakan smash atau smasher harus mempunyai kegesitan dan mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Ada 3 macam smash antara lain.
  1. Frontal smash atau smash depan.
  2. Frontal smash dengan twist atau smash depan dengan putaran.
  3. Dump/smash pura-pura.

2. Pola Pertahanan

Pertahanan merupakan basis utama untuk melaksanakan serangan terhadap regu lawan. Tanpa adanya pertahanan yang tepat menyerupai halnya mendapatkan servis, smash dan passing bola dari serangan lawan, tidak mungkin rangkaian serangan sanggup dilakukan dengan produktif.

a. Blok 1 pemain/sistem 1:3:2

Artinya blok dilakukan satu pemain, pertahanan kawasan tengah 3 pemain dan pertahanan belakang 2 pemain. Sistem ini digunakan untuk menghadapi smash lemah, plesing, dink dan bola jauh dari net sebelum diserang lawan.

b. Blok 2 pemain/sistem 2:2:2

Artinya 2 orang pemain melaksanakan blok, 2 orang sebagai pemain pertahanan tengah, 2 orang sebagai pemain pertahanan belakang.

c. Blok 3 pemain/sistem 3:1:2

Artinya 3 orang pemain melaksanakan blok, 1 orang pemain bertahan di lapangan tengah dan 2 orang pemain bertahan di lapangan belakang. Sistem ini digunakan untuk menghadapi smasher yang produktif dan kreatif.

3. Perwasitan dalam Bola Voli

Pertandingan bola voli dipimpin oleh seorang wasit utama (wasit I) yang dibantu wasit II. Untuk memenuhi seorang wasit harus memenuhi syarat-syarat yang telah diterapkan PBSI sebagai induk bola voli Indonesia.

a. Syarat-syarat menjadi Wasit Bola Voli

Berikut ini syarat-syarat menjadi wasit bola voli.
  1. Sehat jasmani dan rohani.
  2. Berbakat menjadi wasit.
  3. Memiliki ketertarikan terhadap permainan bola voli.
  4. Minimal lulusan Sekolah Menengan Atas atau sederajat.
  5. Berumur antara 20-40 tahun.
  6. Berdedikasi tinggi.
  7. Menjadi anggota salah satu perkumpulan bola voli.

b. Pakaian dan Perlengkapan Wasit

Wasit bola voli harus mengenakan atribut sesuai ketentuan selama memimpin pertandingan. Berikut ini kelengkapan yang harus digunakan wasit ketika memimpin pertandingan.
  1. Memakai celana dan baju kaos berkerah.
  2. Memakai sepatu karet putih.
  3. Memakai badge wasit sesuai klasifikasinya.

c. Tugas, Kugas, Kewajiban, dan Wewenang Wasit

1. Tugas Wasit
  1. Memimpin jalannya pertandingan biar berjalan lancar. Oleh sebab itu seorang wasit harus tegas dalam mengambil keputusan tidak memihak salah satu tim (netral), dan bersikap objektif.
  2. Meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan wacana seluk beluk perwasitan bola voli. Hal ini sanggup dilakukan dengan mencari gosip terkini serta berguru dari wasit yang lebih profesional dan kaya pengalaman mewasiti.
  3. Menyebarluaskan peraturan permainan di masyarakat.
  4. Meningkatkan mutu perwasitan, khususnya di masyarakat dan di Indonesia pada umumnya.
2. Kewajiban dan Wewenang Wasit
  1. Berkewajiban memimpin pertandingan bola voli baik di tingkat cabang, daerah, nasional, maupun internasional.
  2. Tidak berhak memimpin pertandingan di atas pembagian terstruktur mengenai akta yang dimilikinya.

d. Prosedur Mewasiti

Dimulai dan diakhirinya pertandingan serta dihentikannya sejenak pertandingan sebab adanya pelanggaran, ditandai dengan ditiupnya peluit.

Peniupan peluit selama pertandingan berlangsung hanya boleh dilakukan oleh wasit I dan wasit II. Berikut ini beberapa mekanisme yang harus diikuti wasit selama memimpin pertandingan bola voli.
  1. Wasit I menawarkan tanda untuk service yang memulai suatu pertandingan.
  2. Wasit I dan wasit II menawarkan tanda pada selesai suatu permainan (bola mati, sehabis mereka merasa yakin bahwa terjadi suatu kesalahan serta mereka mereka telah memahami sifat pelanggarannya).
  3. Penipuan peluit pada bola mati bertujuan untuk memperlihatkan bahwa mereka menyetujui atau menolak suatu permohonan regu.
  4. Wasit I sanggup meniup peluit untuk menawarkan peringatan atau menjatuhkan eksekusi salah satu perilaku anggota pemain atau regu itu sendiri.
  5. Pada waktu wasit meniup peluit untuk menawarkan tanda penghentian permainan, mereka harus sudah bisa menunjuk sifat perilaku kesalahan dan instruksi tangan yang resmi, pemain yang bersalah, serta regu giliran yang melaksanakan service, sekaligus menawarkan tanda apakah ada regu yang mendapatkan angka dari kesalahan itu.
  6. Wasit dan hakim garis harus sanggup memperlihatkan sifat kesalahan dengan instruksi tangan yang resmi atau suatu pengajuan penghentian menyerupai berikut ini. Isyarat hanya dilakukan untuk seketika yaitu dilakukan dengan satu tangan untuk memperlihatkan regu yang bersalah atau yang memperlihatkan permohonan. Setelah itu wasit memperlihatkan pemain yang bersalah jikalau penghentian itu sebab kesalahan.Wasit mengakhiri dengan memperlihatkan regu yang menerima giliran service.

e. Posisi Wasit

Selama menjalankan tugasnya wasit I dan II menempati posisinya di sisi kanan dan kiri lapangan sesuai dengan ketentuan berikut ini.
  1. Wasit I berada dalam posisi duduk atau bangun di atas dingklik wasit yang berada di salah satu ujung net. Area pandangan kira-kira 50 cm di atas garis horizontal permukaan atas net.
  2. Wasit II menjalankan kiprah sambil bangun di sisi lain berseberangan serta menghadap wasit I ketika suatu regu melaksanakan service, beliau harus bangun di sepanjang kawasan depan peserta service. Setelah itu beliau boleh pindah ke depan meja pencatat.

Nah itu lah pembahasan mengenai Pola Penyerangan, Pertahanan, dan Perwasitan dalam Bola Voli, semoga pembahasan ini bisa menambah wawasan dan membantu teman-teman untuk memudahkan pembelajaran. 

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel