Sudah Dewasa? Tapi Belum Memahami 5 Aspek Kedewasaan Ini, Mustahil!
Banyak yang bilang bahwa perilaku cukup umur itu sangat kita perlukan biar kita bisa bermetamorfosis lebih baik daripada sebelumnya, meskipun begitu tolong-menolong masih banyak yang belum mengerti dengan yang dimaksud bersikap dewasa. Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya, mereka yang lebih renta belum tentu lebih dewasa.
"Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang?"
"Seperti apa sih perilaku cukup umur itu?"
"Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan?"
Berikut ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang. Yu mari kita simak baik-baik.
"Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang?"
"Seperti apa sih perilaku cukup umur itu?"
"Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan?"
Berikut ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang. Yu mari kita simak baik-baik.
1. Intelektual
Secara intelektual, kita dikatakan cukup umur dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita mempunyai pendirian atau prinsip yang terang sehingga tidak gampang terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap. Namun, tetap memperhatikan pendapat orang lain meskipun tidak bersandar dengan pendapat tersebut.
Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas menurut bukti, alasan nyata, dan hikmah baik dari orang lain, serta bertanggung jawab dengan segala keputusan kita.
Tidak resah jikalau ada masalah, tapi di analisis sebab-sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.
2. Emosional
Secara emosional, kita dikatan sebagai orang cukup umur ditandai dengan kemampuan mendapatkan emosi dan menguasai secara wajar, artinya apapun emosi yang sedang kita alami kita tetap sanggup menguasai dan mengelolanya dengan baik, tanpa dipengaruhi rasa takut dan gelisah.
Kita bisa mengontrol emosi sehingga tidak merugikan orang lain. Oleh lantaran itu intinya orang cukup umur juga mempunyai Kecerdasan Emosional (EQ) yang cukup tinggi.
3. Sosial
Secara sosial, kedewasaan tampak dari keterbukaan terhadap orang lain dan sanggup menciptakan persahabatan. Tidak bergantung kepada siapapun, tapi bukan berarti kita tidak membutuhkan orang lain.
Kita sanggup mengikuti keadaan dan hormat dengan hukum, kebiasaan, dan adat-istiadat masyarakat di manapun kita berada.
4. Moral
Secara moral, kedewasaan berarti kesetiaan kira pada asas-asas akhlak dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya semakin cukup umur seseorang akan semakin mementingkan orang lain daripada diri sendiri.
5. Spiritual
Kedewasaan spiritual tampak dari keyakinan yang tidak sempit. Kita bisa bergaul dan membina korelasi baik dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Jika hal itu sudah tercapai, kita akan mempunyai kemampuan menyayangi orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku, atau golongan.
"Seseorang yang disebut cukup umur tidak lantas meninggalkan segala bentuk keceriaan, kegembiraan, dan kegairahan hidup?"
Orang cukup umur tidak harus selalu bersikap serius, adakalanya orang cukup umur juga bersikap jahil dan bahagia bercanda bersama untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.
Penghambat Kedewasaan
Kedewasaan tidak selalu berkaitan dengan usia, kadangkala ada orang yang umumnya boleh dibilang tua, tapi sikapnya menyerupai anak-anak, mau menang sendiri, pemarah, dan egois. Namun ada yang sebaliknya meskipun usianya masih muda tetapi beliau bisa menjadi panutan teman-temannya.
Kedewasaan merupakan proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi tidak bisa instant. Bukan hanya dengan berdandan ala orang cukup umur menyerupai di zaman kini ini bawah umur yang masih dibilang muda sudah banyak yang berdandan ala orang tua, sebaiknya nikmati dulu masa muda mu.
Kedewasaan itu lebih ke perilaku kau dalam menghadapi apapun bukan berdandan ala orang dewasa, berdandan itu harus tetapi harus diadaptasi dengan usia.
Seharusnya yang umurnya lebih banyak akan lebih cukup umur alasannya yaitu sudah mengalami banyak hal dalam hidup dan lebih banyak mencar ilmu dari pengalaman. Tapi kenyataan tidak selalu begitu, lantaran pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandeg, bahkan mundur.
Orang yang selalu mencar ilmu dari pengalaman dan suka introspeksi diri biasanya proses pendewasaannya makin maju. Artinya makin hari ia makin tumbuh menjadi insan yang lebih bijaksana. Sebaliknya orang yang cepat merasa puas sehingga merasa tidak perlu mencar ilmu lagi, manja, tidak mau dikritik dan lari dari masalah, akan mengalami kendala dalam proses pendewasaan.
Pengaruh lingkungan dan pendidikan dari orang renta juga sanggup mempengaruhi proses pendewasaan. Sikap cukup umur bukanlah keturunan dan tidak tiba begitu saja. Namun beliau bisa kita tumbuhkan bertahap dengan cara belajar. Usia pengalaman dan pengetahuan hanyalah sarana pendukung untuk mendapatkannya.