Cara Menciptakan Peta Wilayah Memakai Kompas
Peta yang biasa kalian lihat dan gunakan merupakan hasil pengukuran jarak dan arah pada tempat yang dipetakan. Agar kalian lebih memahami wacana peta, sebaiknya kalian untuk terjun pribadi mempraktikkannya walaupun masih dengan teknik dan alat yang sederhana.
Kalian sanggup lakukan praktik pemetaan dengan menciptakan peta lingkungan sekitar atau peta sekolah. Alat yang biasa dipakai yaitu kompas untuk pengukuran arah, meteran untuk pengukuran jarak, dan busur untuk menggambarkan arah hasil pengukuran di kertas. Agar hasil peta benar, kerjakan dengan hati-hati.
Ketepatan pengukuran arah dengan memakai kompas dipengaruhi oleh ketepatan membidik dan ada tidaknya gangguan terhadap kompas itu sendiri ibarat adanya besi, baja, dan pedoman listrik di sekitar kompas.
Karena itu, objek bidikan harus stabil perhatikan arah memegang kompas yang benar, dan upayakan kompas yang dipakai untuk jauh dari benda-benda yang mengganggu pada ketika membidik objek.
Lakukanlah latihan cara memakai kompas berkali-kali dan kalau memungkinkan bandingkanlah hasil bidikan pada objek yang sama dengan rekan lain.
Kalian sanggup lakukan praktik pemetaan dengan menciptakan peta lingkungan sekitar atau peta sekolah. Alat yang biasa dipakai yaitu kompas untuk pengukuran arah, meteran untuk pengukuran jarak, dan busur untuk menggambarkan arah hasil pengukuran di kertas. Agar hasil peta benar, kerjakan dengan hati-hati.
1. Cara Menggunakan Kompas
Kompas terdiri atas sebuah jarum yang satu ujungnya selalu mengatakan arah utara dan ujung satunya lagi mengatakan arah selatan. Arahkanlah kompas pada suatu objek dan bergeserlah ke objek lainnya.
Apa yang terjadi dengan jarum kompas tersebut? Ya, jarum kompas ikut bergeser juga, bukan? Jarum kompas tersebut selalu menunjuk ke arah utara.
Jika kompas digeser ke banyak sekali arah, maka jarum kompas akan selalu bergerak menuju ke arah utara.
Apa yang terjadi dengan jarum kompas tersebut? Ya, jarum kompas ikut bergeser juga, bukan? Jarum kompas tersebut selalu menunjuk ke arah utara.
Jika kompas digeser ke banyak sekali arah, maka jarum kompas akan selalu bergerak menuju ke arah utara.
Kompas juga terdiri atas piring kompas yang terdapat angka derajat (0 hingga 360 derajat). Piringan tersebut ikut bergerak seiring bergeraknya jarum kompas. Posisi suatu objek ditentukan dengan melihat angka derajat pada piringan kompas oleh suatu pointer (garis penunjuk). Jika pointer mengatakan angka 27 derajat, maka posisi benda tersebut sebesar 27 derajat dari utara.
Adapun langkah-langkah penggunaan kompas yang harus kalian pahami yaitu sebagai berikut.
1. Tentukanlah objek yang akan dibidik yaitu objek yang tidak bergerak, contohnya tiang listrik, pohon, perempatan jalan, dan lain-lain. Jika sulit, bawalah tongkat yang sanggup ditancapkan atau tiang yang sanggup berdiri. Bisa juga salah satu teman kalian menjadi objek bidikan.
2. Bukalah epilog kompas dan bidiklah objek yang telah ditentukan tersebut. Arahkan pandangan pada objek searah dengan kawat pembidik yang ada pada bab epilog kompas. Tunggu hingga jarum Pada kompas relatif stabil menunjuk pada arah utara magnet. Ketepatan bidikan diperoleh dengan mengarahkan fokus yang telah tersedia pada kompas.
3. Perhatikan angka derajat yang ditunjukkan oleh tanda penunjuk besarnya sudut.
Besarnya sudut yang dibuat antara titik tempat kita membidik dengan sempurna target kompas disebut titik Azimut. Sedangkan Back Azimut merupakan tempat target bidikan ke tempat asal kita membidik, sehingga sudut yang dibuat kebalikannya, maka harus dikurangi 180 derajat atau ditambah 180 derajat.
1. Tentukanlah objek yang akan dibidik yaitu objek yang tidak bergerak, contohnya tiang listrik, pohon, perempatan jalan, dan lain-lain. Jika sulit, bawalah tongkat yang sanggup ditancapkan atau tiang yang sanggup berdiri. Bisa juga salah satu teman kalian menjadi objek bidikan.
2. Bukalah epilog kompas dan bidiklah objek yang telah ditentukan tersebut. Arahkan pandangan pada objek searah dengan kawat pembidik yang ada pada bab epilog kompas. Tunggu hingga jarum Pada kompas relatif stabil menunjuk pada arah utara magnet. Ketepatan bidikan diperoleh dengan mengarahkan fokus yang telah tersedia pada kompas.
3. Perhatikan angka derajat yang ditunjukkan oleh tanda penunjuk besarnya sudut.
Besarnya sudut yang dibuat antara titik tempat kita membidik dengan sempurna target kompas disebut titik Azimut. Sedangkan Back Azimut merupakan tempat target bidikan ke tempat asal kita membidik, sehingga sudut yang dibuat kebalikannya, maka harus dikurangi 180 derajat atau ditambah 180 derajat.
Ketepatan pengukuran arah dengan memakai kompas dipengaruhi oleh ketepatan membidik dan ada tidaknya gangguan terhadap kompas itu sendiri ibarat adanya besi, baja, dan pedoman listrik di sekitar kompas.
Karena itu, objek bidikan harus stabil perhatikan arah memegang kompas yang benar, dan upayakan kompas yang dipakai untuk jauh dari benda-benda yang mengganggu pada ketika membidik objek.
Lakukanlah latihan cara memakai kompas berkali-kali dan kalau memungkinkan bandingkanlah hasil bidikan pada objek yang sama dengan rekan lain.
2. Data Hasil Pengukuran
Sekarang cobalah praktikkan cara memakai kompas di halaman sekolah kalian masing-masing. Bagilah kelas kalian menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah kompas yang tersedia.
Tiap kelompok pergi ke sebuah lokasi yang terbuka atau halaman sekolah dan tentukan titik awal atau permulaan tempat membidik yang berbeda antara kelompok satu dengan lainnya. Petakanlah sekolah kalian tersebut dengan memakai kompas dan meteran.
Tiap kelompok pergi ke sebuah lokasi yang terbuka atau halaman sekolah dan tentukan titik awal atau permulaan tempat membidik yang berbeda antara kelompok satu dengan lainnya. Petakanlah sekolah kalian tersebut dengan memakai kompas dan meteran.
Langkah-langkah untuk mendapat data hasil pengukuran dalam menciptakan peta sekolah yaitu sebagai berikut.
1. Bawalah alat yang telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya yaitu berupa pensil, penghapus, kertas catatan (HVS), dan bantalan untuk mencatat.
2. Tentukan titik atau pola awal pemetaan, upayakan biar plot tersebut gampang diingat atau kalau sulit tandailah dengan memakai tongkat atau tanda lainnya.
3. Jika plot telah ditentukan, maka kalian sanggup memulai membidik objek pada plot berikutnya. Posisi kompas harus sempurna berada diatas titik atau tanda plot pertama tadi. Selanjutnya tentukan besar sudut Azimut dan Back Azimut hasil pengukuran yang terlihat pada kompas.
4. Hasil pengukuran dicatat pada kertas yang telah disediakan, tulislah angka derajat (besar sudut Azimut dan Back Azimut) hasil bidikan pertama tadi.
5. Setelah hasil pengukuran dicatat, maka pekerjaan berikutnya yaitu mengukur jarak antara plot pertama, dengan plot kedua yang dibidik tadi. Catatlah hasil pengukuran masing-masing plot tadi.
6. Setelah dari plot A bergerak ke plot B, kemudian bidik dan ukur jarak plot C dari plot B, plot C ke D, dan seterusnya. Lakukanlah pekerjaan tersebut untuk plot-plot berikutnya hingga kembali ke plot A.
1. Bawalah alat yang telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya yaitu berupa pensil, penghapus, kertas catatan (HVS), dan bantalan untuk mencatat.
2. Tentukan titik atau pola awal pemetaan, upayakan biar plot tersebut gampang diingat atau kalau sulit tandailah dengan memakai tongkat atau tanda lainnya.
3. Jika plot telah ditentukan, maka kalian sanggup memulai membidik objek pada plot berikutnya. Posisi kompas harus sempurna berada diatas titik atau tanda plot pertama tadi. Selanjutnya tentukan besar sudut Azimut dan Back Azimut hasil pengukuran yang terlihat pada kompas.
4. Hasil pengukuran dicatat pada kertas yang telah disediakan, tulislah angka derajat (besar sudut Azimut dan Back Azimut) hasil bidikan pertama tadi.
5. Setelah hasil pengukuran dicatat, maka pekerjaan berikutnya yaitu mengukur jarak antara plot pertama, dengan plot kedua yang dibidik tadi. Catatlah hasil pengukuran masing-masing plot tadi.
6. Setelah dari plot A bergerak ke plot B, kemudian bidik dan ukur jarak plot C dari plot B, plot C ke D, dan seterusnya. Lakukanlah pekerjaan tersebut untuk plot-plot berikutnya hingga kembali ke plot A.
3. Merumuskan Hasil Pengukuran
Jika pekerjaan pengukuran di lapangan telah selesai, maka tahap berikutnya yaitu merumuskan hasil pengukuran di kelas atau di laboratorium. Tulis lah data hasil pengukuran secara sistematis dalam bentuk tabel (seperti pada tabel dibawah ini).
Tabel Pencatatan Data Hasil Pengukuran
Buatlah skala yang akan dipakai dan sesuaikan dengan pengukuran kertas yang tersedia, sebagai pola peta yang akan digambar memakai skala 1 : 200, artinya 1 cm di peta menggambarkan 200 cm di lapangan atau 2 meter dilapangan.
Setelah menciptakan skala yang akan digunakan, maka selanjutnya kalian sanggup memilih luas keretas yang dibutuhkan untuk menggambarkan peta sekolah hasil pengukuran kalian. Cermatilah masing-masing sudut dan jarak nya, sehingga ukuran kertas yang diharapkan sesuai dengan ukuran peta yang akan digambarkan.
4. Membuat Peta Sekolah Hasil Pengukuran
Sisipkanlah sejumlah alat dan materi untuk menggambarkan peta yaitu kertas HVS, pensil, mistar, dan busur derajat. Setelah semuanya siap, maka lakukanlah langkah-langkah untuk menciptakan peta dari hasil pengukuran lapangan yaitu sebagai berikut :
- Tentukanlah titik pertama atau plot A pada kertas yang akan dibuat petanya. Perhatikanlah jarak dan sudut yang dibuat setiap plot, sehingga kalian sanggup memilih letak titik plot pertama atau A pada kertas dan arah gambar selanjutnya tidak keluar dari kertas yang tersedia.
- Tentukanlah arah utara dari peta.
- Pada titik A, buatlah tanda silang (tegak lurus).
- Pada titik A yang telah diberi tanda silang, tentukan sudut garis A - B dengan memakai busur derajat. Besarnya sudut menurut hasil bidikan kompas dari A ke B (Azimuth). Tariklah garis dari A ke B yang panjang sesuai dengan skala yang telah anda tentukan. Sebagai contoh, kalau hasil pengukuran di lapangan dari A ke B yaitu 22 meter dan skala gambarnya 1 : 200, maka garis tersebut panjangnya yaitu 11 cm.
- Pada plot B, buatlah tanda silang ibarat plot A.
- Tentukan sudut garis B - C dengan memakai busur derajat dan tarik garis sesuai dengan skala tadi.
- Lakukan langkah tersebut pada plot-plot berikutnya hingga kembali ke plot A.
Apabila semua data telah digambarkan, coba perhatikan peta yang kalian buat tersebut, apakah membentuk suatu poligon tertutup?
Jika peta yang dibuat berupa suatu wilayah atau poligon tertutup, maka janganlah heran kalau peta yang kalian buat ternyata tidak membentuk sebuah poligon tertutup. Kesalahan biasanya terjadi alasannya yaitu kurang tepatnya bidikan , tidak tepatnya posisi membidik , kesalahan membaca angka derajat pada kompas, dan lain-lain.
Untuk memperbaiki kesalahan tersebut lakukanlah langkah-langkah berikut :
Untuk memperbaiki kesalahan tersebut lakukanlah langkah-langkah berikut :
- Tarik garis yang menghubungkan kedua ujung celah, ukurlah panjang celahnya.
- Buatlah sebuah garis jurus mendatar yang panjang sama dengan seluruh garis yang digambarkan tadi (dari titik A ke titik A lagi).
- Pada salah satu ujung garis mendatar tadi, buatlah garis tegak lurus yang panjangnya sama dengan panjang celah yang telah diukur tadi.
- Tariklah garis dari ujung garis tegak lurus tadi ke ujung garis mendatar, sehingga membentuk sebuah segitiga.
- Tempatkanlah titik A, B, C dan seterusnya hingga titik terakhir pada garis mendatar tersebut. Panjang antar titik tersebut sama dengan panjang hasil penggambaran sebelumnya, sehingga perlu diukur terlebih dahulu.
- Buatlah garis tegak lurus pada masing-masing titik atau plot hingga pada hipotenusa (garis berbentuk miring pada segitiga siku-siku).
- Ukurlah panjang tiap garis tersebut dan tempatkan pada masing-masing plot secara tegak lurus.
- Buat garis keliling gres pada gambar bercelah dengan menarik ujung-ujung garis tegak lurus sehingga membentuk sebuah poligon tertutup.
- Hasil perbaikan gambar telah selesai dilakukan.
Demikian artikel mengenai cara menciptakan peta wilayah memakai kompas ini, semoga bermanfaat dan sanggup membantu anda.