Memahami Apa Itu Kecerdasan Intelligence Quotient (Iq) ?
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini memiliki perbedaan arti yang sangat mendasar.
Arti inteligensi yaitu keahlian memecahkan perkara dari kemampuan untuk menyesuaikan diri pada dan berguru dari pengalaman hidup sehari-hari. Sedangkan IQ atau abreviasi dari intellegence quotient yaitu skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memperlihatkan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik (chronological age).
Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur ia pada ketika itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skkor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan digunakan sebagai dasar perhitungan IQ.
Tetapi kemudian timbul perkara alasannya sesudah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Menurut David Wechsler, Inteligensi yaitu kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar sanggup disimpulkan bahwa inteligensi yaitu suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh alasannya itu inteligensi tidak bisa diamati secara pribadi melainkan harus disimpulkan dari banyak sekali tindakan faktual yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang bersumber dari otaknya.
Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya.
Cara pengelolaan inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensiyang kuat terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia.
Anggapan awal bahwa IQ yaitu kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak sanggup berubah yaitu salah, alasannya penelitian modern menerangkan bahwa kemampuan IQ sanggup meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal misalnya seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi, kecerdasan ini tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
Secara umum, berdasarkan SC. Utami Munandar (dalam Sobur, 2003) inteligensi, meliputi 3 pengertian, yaitu:
Perlu diingat bahwa keberhasilan hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya IQ, tetapi oleh kuat atau tidaknya perjuangan seseorang untuk mencapainya dan jangan lupa iringi selalu dengan do'a.
Arti inteligensi yaitu keahlian memecahkan perkara dari kemampuan untuk menyesuaikan diri pada dan berguru dari pengalaman hidup sehari-hari. Sedangkan IQ atau abreviasi dari intellegence quotient yaitu skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memperlihatkan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik (chronological age).
Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur ia pada ketika itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skkor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan digunakan sebagai dasar perhitungan IQ.
Tetapi kemudian timbul perkara alasannya sesudah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Menurut David Wechsler, Inteligensi yaitu kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar sanggup disimpulkan bahwa inteligensi yaitu suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh alasannya itu inteligensi tidak bisa diamati secara pribadi melainkan harus disimpulkan dari banyak sekali tindakan faktual yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang bersumber dari otaknya.
Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya.
Cara pengelolaan inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensiyang kuat terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia.
Anggapan awal bahwa IQ yaitu kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak sanggup berubah yaitu salah, alasannya penelitian modern menerangkan bahwa kemampuan IQ sanggup meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal misalnya seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi, kecerdasan ini tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
Secara umum, berdasarkan SC. Utami Munandar (dalam Sobur, 2003) inteligensi, meliputi 3 pengertian, yaitu:
- Kemampuan tingkat tinggi, menyerupai kebijaksanaan sehat abstrak, representatif mental, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan.
- Kemampuan belajar, terutama berguru dari pengalaman.
- Kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan atau beradaptasi.
Tes inteligensi merupakan tes psikologi untuk mendapat isu mengenai 'tingkat kecerdasan' seseorang.
Pengambilan keputusan tertentu berdasarkan hasil tes inteligensi sanggup memengaruhi nasib seseorang, kelompok maupun masyarakat luas.
Oleh alasannya itu, penggunaan hasil tes inteligensi haruslah bijaksana. Hasil tes inteligensi sanggup digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk mengevaluasi diri.